Eksplorasi Geofisika Menggunakan Metode Magnetik,- Metode Magnetik merupakan salah satu dari bagian metode geofisika yang diterapkan dalam kegiatan eksplorasi. Selain metode magnetik ini, ada juga metode lain yang digunakan misalnya metode geolistrik, metode gravitasi, metode seismik, atau sering disebut eksplorasi tak langsung. Penggunaan metode magnetik ini dilakukan berdasarkan atas adanya anomali medan magnet bumi akibat sifat kemagnetan batuan yang berbeda satu terhadap lainnya.
Ada beberapa tipe bijih seperti magnetit, ilmenit, dan phirotit yang dibawa oleh bijih sulfida menghasilkan distorsi dalam magnet kerak bumi, dan dapat digunakan untuk melokalisir sebaran bijih. Disamping aplikasi langsung tersebut, metoda magnetik dapat juga digunakan untuk survei prospeksi untuk mendeteksi formasi-formasi pembawa bijih dan gejala-gejala geologi lainnya (seperti sesar, kontak intrusi, dll). Dalam perumusan metode magnetik dapat diuraikan sebagai berikut :
Gaya magnet (F) yang ditimbulkan oleh dua c yang berjarak (r) dengan muatan masing-masing (m1) dan (m2)
Sifat Umum Kemagnetan Batuan
Medan magnet bumi secara sederhana dapat digambarkan sebagai medan magnet yang ditimbulkan oleh batang magnet raksasa yang terletak didalam inti bumi, namun tidak berimpit dengan pusat bumi. Medan magnet ini dinyatakan dalam besar dan arah (vektor) dimana arahnya dinyatakan dalam deklinasi (penyimpangan terhadap arah utara-selatan geografis) dan inklinasi (penyimpangan terhadap arah horizontal).
Kuat medan magnet yang terukur dipermukaan sebagian besar berasal dari dalam bumi (internal field) mencapai lebih dari 90%, sedangkan sisanya adalah medan magnet dari kerak bumi, yang merupakan target didalam eksplorasi geofisika, dan medan dari luar bumi (external field).
Karena medan magnet dari dalam bumi merupakan bagian yang terbesar, maka medan ini sering juga disebut sebagai medan utama yang dihasilkan oleh adanya aktivitas di dalam inti bumi bagian luar (salah satu konsep adanya medan utama ini adalah dari teori dinamo).
Mineral-mineral dengan sifat magnet yang cukup tinggi antara lain :
- Oksida-oksida besi : FeO – Fe2O3 – TiO2
- Sulfida-sulfida dalam series troilite-phyrotit
Kerentanan (susceptibilities) Batuan
Kerentanan magnetik merupakan parameter yang menyebabkan timbulnya anomali magnetik dan karena sifatnya yang khas untuk setiap jenis mineral, khususnya logam, maka parameter ini merupakan salah satu subjek didalam prospek geofisika. Telah diketahui bahwa adanya medan magnet bumi menyebabkan terjadinya induksi magnetik yang besarnya adalah penjumlahan dari medan magnet bumi dan magnet batuan dengan kerentanan magnetik yang cukup tinggi. Besaran ini adalah total medan magnet yang terukur oleh magnetometer apabila remanan magnetiknya dapat diabaikan.
Setiap jenis batuan mempunyai sifat dan karakteristik tertentu dalam medan magnet yang dimanifestasikan dalam parameter kerentanan magnetik batuan atau mineralnya (k). Dengan adanya perbedaan dan sifat khusus dari tiap jenis batuan atau mineral inilah yang melandasi digunakannya metoda magnetik untuk kegiatan eksplorasi maupun kepentingan geodinamika. Pada Tabel 1 dapat dilihat daftar kerentanan magnetik (k) beberapa jenis batuan dan mineral yang umum dijumpai.
Tabel 1.
Kerentanan magnet beberapa batuan dan mineral
(Telford, 1990., dan Parasnis, 1973)
Kerentanan magnet beberapa batuan dan mineral
(Telford, 1990., dan Parasnis, 1973)
1.Diamagnetik, mempunyai kerentanan magnetik (k) negatif dan kecil artinya bahwa orientasi elektron orbital substansi ini selalu berlawanan arah dengan medan magnet luar. Contohnya : graphite, marble, quarts dan salt.
2. Paramagnetik, mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan kecil
3. Ferromagnetik, mempunyai harga kerentanan magnetik (k) positif dan besar yaitu sekitar 106 kali dari diamagnetik/paramagnetik.
Sifat kemagnetan substansi ini dipengaruhi oleh keadaan suhu, yaitu pada suhu diatas suhu Curie, sifat kemagnetannya hilang. Efek medan magnet dari substansi diamagnetit dan hampir sebagian besar paramagnetik adalah lemah
Penyajian Data Lapangan
Hasil pengukuran oleh magnetometer umumnya disajikan dalam bentuk Peta Anomali Magnetik dengan kontur yang mencerminkan harga anomali yan sama. Dari peta ini, untuk kepentingan eksplorasi masih memerlukan proses lebih lanjut untuk memperoleh daerah targetan atau daerah prospek. Suatu hal yang penting dalam pengolahan data survei magnetik adalah zero level, dan pekerjaan interpretasi dimulai dari daerah zero level tersebut lihat Gambar 1
Gambar 01
Penentuan magnetic zero level (Parasnis, 1973 p 38)
Interpretasi
Suatu contoh sederhana hasil interpretasi dari hasil pengukuran lapangan dapat dilihat pada Gambar 2
Gambar 2.
Anomali magnetik tubuh bijih suatu mineral
(Parasnis, 1973 p 39)
Anomali magnetik tubuh bijih suatu mineral
(Parasnis, 1973 p 39)
Dari interpretasi data magnetik, parameter-parameter tubuh bijih yang akan diperhitungkan adalah :
1. Kedalaman dari permukaan
2. Panjang (dimensi) endapan
3. Arah endapan
4. Batas bawah endapan
5. Ketebalan dari penampang
6. Intensitas magnetik untuk memperkirakan tipe tubuh bijih
Contoh Model Anomali Magnetik
Pada Gambar 3 dapat dilihat peta iso magnetik hasil survei magnetik batuan predominantly granulit pada daerah Udal Center Sweden, dengan nilai maksimum 1600. Kemudian dari peta kontur tersebut dibuat penampang melintang yang memotong daerah anomali, dan diinterpretasikan susunan batuan serta titik anomali (bijih) yang akan ditentukan (Gambar 4)
Gambar 3
Peta Isoanomali
Gambar 3
Penampang A
Gambar 4
Penampang B
Referensi/Daftar Pustaka :
1. Buku Pegangan Kuliah Lapangan Geofisika, Prodi Teknik Geofisika, Jurusan
Teknik Geologi, FTM-ITB, 1997
2. Parasnis, D.S., Mining Geophysics., Elsevier Scientifics Publishing Company,
New York, 1973
"tidak direkomendasikan menggunakan software bajakan, gunakan software asli dari penyedia/vendor, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan (it is not recommended to use pirated software, use the original software from the provider to avoid unwanted things)".by admin orangtambang