MASUKAN GEOLOGI UNTUK PENILAIAN PENGARUH LINGKUNGAN, Pada sub bab ini diberikan contoh dari faktor-faktor yang harus diketahui oleh ahli eksplorasi/geologi untuk memperkirakan pengaruh lingkungan akibat dari kegiatan penambangan batubara (eksplorasi sampai pengolahan). Disamping itu juga diberikan contoh suatu aktivitas pembuatan dam yang tidak lepas dari suatu kegiatan penambangan (pengambilan agregat untuk tubuh dam).
KONDISI YANG ADA AKIBAT TAMBANG TERBUKA BATUBARA
Akibat usaha penambangan batubara secara tambang terbuka beberapa kondisi yang umum dijumpai di lapangan adalah :
1. Perubahan tata air
Pengambilan air di permukaan maupun air tanah untuk keperluan penambangan atau dewatering akan merubah tata air yang ada
2. Pencemaran air
Pencemaran air, perairan meliputi : air berubah menjadi asam, silt suspesion (keruh), perubahan warna, pencemaran kimia dan logam berat.
3. Getaran tanah, sebagai akibat peledakan.
4. Spoil piles, operasi penambangan yang tidak teratur / bersih.
5. Adanya genangan atau rongga bawah tanah bekas penambangan.
Mungkin saja agan ingin liat post terkait lainnya dibawah ini :
- Pengantar Geologi Lingkungan
- Geologi Lingkungan Sifat Geoteknik Deposit Collovial
- Ruang Lingkup Geologi Dalam Perencanaan Pemukiman
- Geologi Lingkungan Tentang Gempa Bumi
- Geologi Lingkungan Tentang Polusi
- Geologi Lingkungan Tentang Batuan Sebagai Bahan Kontruksi
- Geologi Lingkungan Sifat Geoteknik Dari Pasir Kasar Dan Gravel
- Geologi Lingkungan Sifat Geoteknik Dari Deposit Estuarin
- Geologi Lingkungan Sifat Geoteknik Dari Deposit Dataran Banjir
- Geologi Lingkungan Tanah Residu Daerah Tropis
- Geologi Lingkungan Tanah Mengembang Atau Expasive Soil
Lebih lengkap Geologi Lingkungan di SINI
Akibat usaha penambangan batubara secara tambang terbuka beberapa kondisi yang umum dijumpai di lapangan adalah :
1. Perubahan tata air
Pengambilan air di permukaan maupun air tanah untuk keperluan penambangan atau dewatering akan merubah tata air yang ada
2. Pencemaran air
Pencemaran air, perairan meliputi : air berubah menjadi asam, silt suspesion (keruh), perubahan warna, pencemaran kimia dan logam berat.
3. Getaran tanah, sebagai akibat peledakan.
4. Spoil piles, operasi penambangan yang tidak teratur / bersih.
5. Adanya genangan atau rongga bawah tanah bekas penambangan.
Mungkin saja agan ingin liat post terkait lainnya dibawah ini :
- Pengantar Geologi Lingkungan
- Geologi Lingkungan Sifat Geoteknik Deposit Collovial
- Ruang Lingkup Geologi Dalam Perencanaan Pemukiman
- Geologi Lingkungan Tentang Gempa Bumi
- Geologi Lingkungan Tentang Polusi
- Geologi Lingkungan Tentang Batuan Sebagai Bahan Kontruksi
- Geologi Lingkungan Sifat Geoteknik Dari Pasir Kasar Dan Gravel
- Geologi Lingkungan Sifat Geoteknik Dari Deposit Estuarin
- Geologi Lingkungan Sifat Geoteknik Dari Deposit Dataran Banjir
- Geologi Lingkungan Tanah Residu Daerah Tropis
- Geologi Lingkungan Tanah Mengembang Atau Expasive Soil
Lebih lengkap Geologi Lingkungan di SINI
INPUT / OUTPUT EIS UNTUK TAMBANG TERBUKA BATUBARA
Sebagai Input dan EIS dan segi geologi adalah :
1. Lahan
Biasanya merupakan hutan atau semak atau ladang yang kurang berharga. Tetapi kadang berada di daerah HTI, perkebunan, taman nasional.
2. Tanah
Kesuburan tanah serta ketebalannya sangat bermanfaat untuk program reklamasi, demikian pula mengenai kemantapan tanah terhadap laporan atau erosi.
3. Air
Dalam tambang air batubara dipergunakan untuk pencucian (jika ada), pengolahan untuk menyiram jalan agar debu berkurang, reklamasi dll.
4. Kondisi geologi
Jenis batuan, struktur geologi sangat mempengaruhi kestabilan daerah tambang dan sekitarnya, sehingga parameter-parameter geotekniknya perlu diketahui.
Sebagai Input dan EIS dan segi geologi adalah :
1. Lahan
Biasanya merupakan hutan atau semak atau ladang yang kurang berharga. Tetapi kadang berada di daerah HTI, perkebunan, taman nasional.
2. Tanah
Kesuburan tanah serta ketebalannya sangat bermanfaat untuk program reklamasi, demikian pula mengenai kemantapan tanah terhadap laporan atau erosi.
3. Air
Dalam tambang air batubara dipergunakan untuk pencucian (jika ada), pengolahan untuk menyiram jalan agar debu berkurang, reklamasi dll.
4. Kondisi geologi
Jenis batuan, struktur geologi sangat mempengaruhi kestabilan daerah tambang dan sekitarnya, sehingga parameter-parameter geotekniknya perlu diketahui.
Sedangkan sebagai output untuk penilaian EIS adalah penimbunan tanah penutup, material kasar/halus yang ditolak dari pencucian (tailing), debu (baik dari inorganic silt dan lempung, maupun batubara halus). Air limbah (kadang asam, keruh), masalah top soil, batubara dengan kualitas rendah dll.
INFORMASI EIS PADA TAHAP EKSPLORASI BATUBARA
Informasi penting yang harus diketahui adalah lapisan :
• Lapisan Batubara
Dari beberapa lapisan, harus ditentukan daerah mana yang harus ditambang dan daerah mana yang diabaikan (perlu dicatat kadang-kadang untuk memaksimumkan keuntungan, lapisan yang sub-ekonomik juga ditambang). Perlu dipetakan batas dari lapisan yang berpotensi menjadi sumber racun/tidak beracun. Kemungkinan terjadinya spontaneous combustions pada lokasi batubara yang ditolak.
• Overburden
Hal yang perlu mendapat perhatian adalah : swelling factor, karakteristik pelapukan dan spoil material, kemungkinan amblesan, landslide, dan retakan pada dumping area. Kemungkinan masalah peledakan akibat adanya sandstone yang keras, sehingga perlu diketahui perbandingan antara sandstone dan shale. Juga perlu mendapat perhatian kemungkinan munculnya zat yang beracun dari overburden.
Jumlah dan karakteristik overburden (kemungkinan pemakaian kembali pada masa yang akan datang).
• Tanah
Kondisi profile tanah dan ketebalan tanah yang akan digunakan untuk rehabilitasi perlu diketahui, demikian pula kemungkinan dilakukannya selective stripping, munculnya expansive, soil, dispersive soil serta lapisan garam dan penyebarannya. Yang juga perlu mendapat perhatian adalah kesuburan tanah, pH dan sebagainya.
• Air tanah
Hal yang harus diperhatikan adalah sistem dan sifat aquifer yang ada, kondisi MAT, parameter hidrogeologi, kualitas air dan pemakaian air. Kemungkinan adanya masukan/keluaran air dari pit, perhitungan efek regional dari pengambilan air tanah, pengaruh air tanah terhadap kestabilan lereng, high well blasting, stabilitas dari spoil pile.
Informasi penting yang harus diketahui adalah lapisan :
• Lapisan Batubara
Dari beberapa lapisan, harus ditentukan daerah mana yang harus ditambang dan daerah mana yang diabaikan (perlu dicatat kadang-kadang untuk memaksimumkan keuntungan, lapisan yang sub-ekonomik juga ditambang). Perlu dipetakan batas dari lapisan yang berpotensi menjadi sumber racun/tidak beracun. Kemungkinan terjadinya spontaneous combustions pada lokasi batubara yang ditolak.
• Overburden
Hal yang perlu mendapat perhatian adalah : swelling factor, karakteristik pelapukan dan spoil material, kemungkinan amblesan, landslide, dan retakan pada dumping area. Kemungkinan masalah peledakan akibat adanya sandstone yang keras, sehingga perlu diketahui perbandingan antara sandstone dan shale. Juga perlu mendapat perhatian kemungkinan munculnya zat yang beracun dari overburden.
Jumlah dan karakteristik overburden (kemungkinan pemakaian kembali pada masa yang akan datang).
• Tanah
Kondisi profile tanah dan ketebalan tanah yang akan digunakan untuk rehabilitasi perlu diketahui, demikian pula kemungkinan dilakukannya selective stripping, munculnya expansive, soil, dispersive soil serta lapisan garam dan penyebarannya. Yang juga perlu mendapat perhatian adalah kesuburan tanah, pH dan sebagainya.
• Air tanah
Hal yang harus diperhatikan adalah sistem dan sifat aquifer yang ada, kondisi MAT, parameter hidrogeologi, kualitas air dan pemakaian air. Kemungkinan adanya masukan/keluaran air dari pit, perhitungan efek regional dari pengambilan air tanah, pengaruh air tanah terhadap kestabilan lereng, high well blasting, stabilitas dari spoil pile.
PENGARUH METODA PENAMBANGAN BATUBARA TERHADAP LINGKUNGAN
1. Dragline Stripping
Overburden yang ditimbun biasanya berupa tanah lepas sehingga mudah mengalami penurunan yang besar. Adanya muka spoil pile yang tinggi dan curam akan menimbulkan masalah ketidakstabilan. Adanya kemonotonan antara puncak, lembah pada deretan spoil pile dan biasanya membentuk ruang yang sempit dan panjang. Tetapi keuntungannya sangat sedikit batubara yang terbuang.
1. Dragline Stripping
Overburden yang ditimbun biasanya berupa tanah lepas sehingga mudah mengalami penurunan yang besar. Adanya muka spoil pile yang tinggi dan curam akan menimbulkan masalah ketidakstabilan. Adanya kemonotonan antara puncak, lembah pada deretan spoil pile dan biasanya membentuk ruang yang sempit dan panjang. Tetapi keuntungannya sangat sedikit batubara yang terbuang.
2. Truck and Shovel Stripping
Kemungkinan selektif dumping dan progressive reshaping dapat dilakukan. Truk akan menimbulkan kebisingan dan debu, tetapi metida ini sangat cocok untuk multi seam karena blending dapat dilakukan tetapi kemungkinan spontaneous combustion lebih besar.
Kemungkinan selektif dumping dan progressive reshaping dapat dilakukan. Truk akan menimbulkan kebisingan dan debu, tetapi metida ini sangat cocok untuk multi seam karena blending dapat dilakukan tetapi kemungkinan spontaneous combustion lebih besar.
PENANGANAN LINGKUNGAN SELAMA PENAMBANGAN
Agar usaha penambangan batubara tidak menimbulkan masalah lingkungan maka beberapa hal harus dilakukan :
1. Monitoring peledakan, pemakaian small charge per delay, stemming yang baik pada lubang tembak.
2. Monitoring debu, penyiraman dengan air, penanaman segera di daerah spoil pile.
3. Penimbunan yang selektif dan terencana dari material yang berpotensi menghasilkan limbah / racun.
4. Top soil diletakkan terpisah dari waste dumps untuk rehabilitasi / reklamasi yang akan datang.
5. Pembuatan pelindung/peredam atau penanaman pohon sehingga membentuk pelindung dari gangguan kebisingan.
6. Pembuatan buffer zone ( 500 m) di sekeliling pit.
7. Pembuatan waduk di daerah KP dan pemakaian kembali air (recycling).
8. Air permukaan dan air hujan yang jatuh di sekitar pit dialirkan ke dam / pit yang telah ditinggalkan.
9. Pemilihan dumping area yang aman dan tidak membahayakan permukiman yang ada.
Agar usaha penambangan batubara tidak menimbulkan masalah lingkungan maka beberapa hal harus dilakukan :
1. Monitoring peledakan, pemakaian small charge per delay, stemming yang baik pada lubang tembak.
2. Monitoring debu, penyiraman dengan air, penanaman segera di daerah spoil pile.
3. Penimbunan yang selektif dan terencana dari material yang berpotensi menghasilkan limbah / racun.
4. Top soil diletakkan terpisah dari waste dumps untuk rehabilitasi / reklamasi yang akan datang.
5. Pembuatan pelindung/peredam atau penanaman pohon sehingga membentuk pelindung dari gangguan kebisingan.
6. Pembuatan buffer zone ( 500 m) di sekeliling pit.
7. Pembuatan waduk di daerah KP dan pemakaian kembali air (recycling).
8. Air permukaan dan air hujan yang jatuh di sekitar pit dialirkan ke dam / pit yang telah ditinggalkan.
9. Pemilihan dumping area yang aman dan tidak membahayakan permukiman yang ada.
MASALAH JANGKA PANJANG DARI TAMBANG BATUBARA
Masalah yang timbul akibat tambang batubara tersebut dalam jangka panjang adalah :
1. Sangat sukar menentukan volume ruang kosong akibat penambangan setelah selesai penambangan.
2. Pemakaian sebagai danau buatan sangat dipengaruhi oleh penguapan, water balance, keasaman dan estetika.
3. Reshapping dan spoil pile harus benar sehingga dapat digunakan sebagai hutan, penggembalaan maupun pertanian.
4. Masalah air asam tambang setelah operasi penambangan siapa yang akan menangani.
Masalah yang timbul akibat tambang batubara tersebut dalam jangka panjang adalah :
1. Sangat sukar menentukan volume ruang kosong akibat penambangan setelah selesai penambangan.
2. Pemakaian sebagai danau buatan sangat dipengaruhi oleh penguapan, water balance, keasaman dan estetika.
3. Reshapping dan spoil pile harus benar sehingga dapat digunakan sebagai hutan, penggembalaan maupun pertanian.
4. Masalah air asam tambang setelah operasi penambangan siapa yang akan menangani.
EIS INPUT DAM DAN RESERVOIR
Biasanya dalam operasi penambangan diperlukan dam, baik sebagai sumber penyimpanan air dan pembangkit listrik, untuk keperluan penambangan, atau pembuangan tailing. Disini terdapat beberapa faktor yang menjadi input yaitu :
1. Faktor lingkungan dalam pembangunan dam
Nilai ekonomis yang akan dicapai (khususnya untuk pembangkit listrik, tailing dam). Biasanya akan menggenangi daerah yang subur serta hilangnya kehidupan satwa lain, kemungkinan gagal/jebol, kemungkinan adanya evaporasi yang tinggi.
Biasanya dalam operasi penambangan diperlukan dam, baik sebagai sumber penyimpanan air dan pembangkit listrik, untuk keperluan penambangan, atau pembuangan tailing. Disini terdapat beberapa faktor yang menjadi input yaitu :
1. Faktor lingkungan dalam pembangunan dam
Nilai ekonomis yang akan dicapai (khususnya untuk pembangkit listrik, tailing dam). Biasanya akan menggenangi daerah yang subur serta hilangnya kehidupan satwa lain, kemungkinan gagal/jebol, kemungkinan adanya evaporasi yang tinggi.
2. Kondisi geologi
Hilangnya sumber mineral (misalnya : batubara), adanya sedimentasi di dalam bendungan dan meningkatnya erosi di hilir karena beban yang berkurang. Kemungkinan kebocoran ke aquifer (sangat umum jika terdapat lapisan gamping porus di dalam daerah genangan). Adanya kebocoran di bawah as dam akan menimbulkan ketidak-stabilan bendungan. Adanya aktivitas seismik akibat pengisian bendungan. Masalah ketidak-stabilan lereng disekitar daerah genangan (karena adanya penurunan air yang cepat).
Hilangnya sumber mineral (misalnya : batubara), adanya sedimentasi di dalam bendungan dan meningkatnya erosi di hilir karena beban yang berkurang. Kemungkinan kebocoran ke aquifer (sangat umum jika terdapat lapisan gamping porus di dalam daerah genangan). Adanya kebocoran di bawah as dam akan menimbulkan ketidak-stabilan bendungan. Adanya aktivitas seismik akibat pengisian bendungan. Masalah ketidak-stabilan lereng disekitar daerah genangan (karena adanya penurunan air yang cepat).
3. Pembatas lingkungan dalam pembangunan dam
Untuk optimasi biasanya bahan konstruksi diambil dari daerah genangan sendiri (yaitu : rockfill, clay, aggregate,filter dan rip rap). Pemilihan lokasi berdasarkan kapasitas penampungan, material yang murah bukan berdasarkan kondisi pondasi yang terbaik.
Untuk optimasi biasanya bahan konstruksi diambil dari daerah genangan sendiri (yaitu : rockfill, clay, aggregate,filter dan rip rap). Pemilihan lokasi berdasarkan kapasitas penampungan, material yang murah bukan berdasarkan kondisi pondasi yang terbaik.
4. Investigasi dari dam yang ada dan pekerjaan perbaikannya
Agar tercapai suatu keamanan maka perlu melakukan uji kembali apakah spill way cocok untuk banjir 100 tahun (karena kadang-kadang kondisi berubah). Penelitian rembesan pada kaki pondasi dan kestabilan dari kaki bendungan (mungkin membutuhkan cable anchor, residual grouting). Disamping itu juga masalah kontrol sedimen (atau apakah diperlukan trap dam tidak).
Agar tercapai suatu keamanan maka perlu melakukan uji kembali apakah spill way cocok untuk banjir 100 tahun (karena kadang-kadang kondisi berubah). Penelitian rembesan pada kaki pondasi dan kestabilan dari kaki bendungan (mungkin membutuhkan cable anchor, residual grouting). Disamping itu juga masalah kontrol sedimen (atau apakah diperlukan trap dam tidak).
"tidak direkomendasikan menggunakan software bajakan, gunakan software asli dari penyedia/vendor, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan (it is not recommended to use pirated software, use the original software from the provider to avoid unwanted things)".by admin orangtambang